|
Sumber: cumberlandfa.com |
Oleh: Aris Ramdhani (Kabid Humas UKM Bola FISIP)
“sepakbola bukan hanya sebuah olahraga yang
hanya identik dengan kasar namun terdapat cinta dan kepedulian”.
Ungkapan diatas cukup untuk
menggambarkan bagaimana kenyataan yang ada didalam sepakbola, karena dalam sepakbola
kita diajarkan tentang suportivitas dimana menurut KBBI artinya adalah sikap
adil terhadap lawan. Sebelum beranjak jauh barang tentu kita harus mengetahui
terlebih dahulu istilah istilah yang ada dalam ungkapan tersebut. Menurut kamus
umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau sangat sayang atau sangat
tertarik hatinya terhadap sesuatu. Sedangkan
kepedulian yang berasal dari kata peduli
menurut wikipedia adalah suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan
terhadap masalah orang lain. Dari pengertian diatas maka sangat wajar ketika
pada akhirnya kata cinta dan kepedulian ini saling berkesinambungan, dimana
kepedulian adalah wujud dari suatu rasa cinta, ketika manusia mempunyai rasa
cinta yang sangat besar terhadap sesamanya maka itu akan berdampak pada
kepedulian yang akan lebih besar pula.
Dalam suatu pertandingan sepakbola
sering kita temukan dimana ada salah satu pemain lawan yang jatuh sakit
dilapangan dan bola itu dibuang keluar lapangan guna memberikan waktu untuk tim
medis masuk ke lapangan untuk memberikan perawatan pertama. Memang itu adalah
wujud sportivitas yang harus dijunjung tinggi oleh setiap pemain dalam
pertandingan, namun apakah kita dapat memahami substansi dari suportivitas itu
mengajarkan kepada kita tentang nilai cinta dan kepedulian terhadap sesama ?
hal ini yang sering luput oleh kita dalam suatu pertandingan sepakbola, karena
kita hanya berfokus kepada pemenangan pertandingan tersebut ditambah pula
dengan kondisi sepakbola yang saat ini sudah menjadi bisnis yang sangat
menggiurkan.
Saat ini sepakbola sudah menjadi
bisnis yang sangat menggiurkan, itu ditandai dengan banyaknya para pemilik
saham dalam sebuah klub yang notabene manusia-manusia terkaya dijagad ini. Hal
ini tentu bagai dua sisi mata pisau yang tajam. Disatu sisi dijadikannya
sepakbola menjadi lahan bisnis itu akan berdampak pada peningkatan keselamatan
pada pemain dan penonton, peningkatan sarana dan prasarana dalam sepakbola, dan
juga peningkatan roda perekonomian bagi masyarakat. Namun dilain sisi sepakbola
menjadi bisnis itu mulai meleburkan rasa kemanusiaan yang terdapat dalam
olahraga tersebut, dimana setiap elemen dalam suatu klub menjadi sasaran
keinginan si pemilik saham untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya
dengan cara memenangi setiap pertandingan tersebut.
Cinta dan kepedulian dalam
suatu klub
Cinta dan kepedulian itu telah
kita bahas, bahwa keduanya selalu dimiliki oleh manusia. Namun tentu saat ini
sudah mulai terjadi pergesaran akan kedua hal itu yang dikarenakan oleh bisnis
yang mulai merambah sepakbola khususnya di Eropa sana, karena di Indonesia
persepakbolaannya masih membingungkan, dijadikan unsur bisnis namun belum
seluruhnya hal itu terjadi, masih menjadi kemanusiaan namun itu pun sudah memudar.
Kita tentu dapat mengetahui hal itu dengan membandingkan bagaimana di akhir
abad 20 seorang pelatih masih dapat menangani sebuah klub dalam waktu yang lama
walaupun klub tersebut lama puasa gelar dan bandingkan dengan saat ini di awal
abad 21 yang sebentar-sebentar mengganti pelatih dengan alasan klub tersebut
menelan banyak kekalahan ( Manchester United dengan ferguson dan manchester
United dengan david moyes ). Pada akhir abad 20 rasa cinta dan kepedulian
antara pemain dengan pelatih menjadi hal utama bagi sebuah klub dan bahkan
pihak manajemen klub pun ikut mendukung agar terjadinya hal itu dengan
memeberikan waktu yang lama bagi pelatih untuk menciptakan kultur demikian,
namun saat ini hal demikian sudah sangat jarang terlihat. Saat ini yang terjadi
adalah bagaimana si pelatih ini harus bisa membawa tim nya memenangi setiap
pertandingan demi memuaskan bos besar jika gagal maka pemecatanlah ganjarannya
tak peduli baru berapa lama dia melatih, padahal ketika berbicara suatu tim,
tentu terdiri dari berbagai perbedaan yang ada yang harus disatukan dalam suatu
tim guna menjadi suatu tim yang hebat dan untuk menjadi tim yang hebat sudah
barang tentu cinta dan kepedulian harus tumbuh didalamnya. Tentu kita tidak
dapat mengelak dengan suatu perubahan dalam sepakbola khususnya namun akan
lebih indah apabila kita pun tidak melupakan hal-hal yang lama dalam suatu klub
sepakbola itu yaitu cinta dan kepedulian agar tidak terjadi lagi konflik yang
terjadi dalam tim yang berakhir pada kebencian salah satu pihak sesudahnya.
Cinta dan kepedulian bagi
suporter sepakbola
Suporter tentu menjadi hal yang
tak terpisahkan bagi sepakbola, karena kesuksesan suatu klub adalah salah
satunya dinilai dari banyaknya suporter dari klub tersebut. Bahkan sepakbola
pun dianggap menjadi olahraga yang menjadi unggulan karena memang banyaknya
suporter yang ada dalam olahraga sepakbola. Dalam hal ini suporter pun berarti
harus bisa memahami nilai yang terkandung dalam sepakbola bukan hanya mendukung
tim kesebelasannya untuk memenangkan pertandingan. Bentuk dukungan pun menjadi
suatu wujud cinta dan kepedulian suporter terhadap tim yang didukungnya, maka
dari itu wajar ketika dalam pertandingan itu terjadi saling ejek lewat nyanyian
dari kedua belah suporter, karena siapa pula yang rela hal yang disayanginya
direndahkan oleh orang lain. Namun hal yang miris adalah ketika saling ejek itu
masih berlangsung ketika pertandingan telah usai yang akhirnya menimbulkan
keributan antar suporter. Hal tersebut bisa menjadi penilaian bahwa cinta dan
kepedulian masih belum dapat dipahami secara benar oleh suporter, karena ketika
sudah keluar dari lapangan, cinta dan kepedulian yang kita bawa bukan lagi
untuk sebuah tim, namun untuk seluruh manusia yang ada di bumi ini.
Pada akhirnya adalah apabila
seluruh elemen yang ada dalam sepakbola itu memahami cinta dan kepedulian yang
ada dalam sepakbola itu sendiri, segala konflik antar manusia mungkin tak akan
serumit ini. Dan sebagai penutup penulis berharap bahwa semoga seluruh elemen
dalam sepakbola khususnya di negeri kita tercinta ini dapat memahami cinta dan
kepedulian yang terkandung dalam sepakbola, agar konflik ras, agama, dan suku
bangsa tidak lagi terjadi dan akhirnya adalah keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia bisa tercapai.
Mohon maaf atas segala kekurangan
penulis dan maaf pula apabila ada banyak pihak yang tersinggung. Semoga
bermanfaat